Senin, 06 November 2017

PERJANJIAN KETUHANAN


Setiap jiwa secara kodrati mampu 'mengenal' Allah, karena memang sebelum jiwa itu dihembuskan ke dalam jasadnya, ia telah mengakui akan Tuhan.

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu menge-
luarkan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab : "Betul (Eng-
kau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat
 kamu tidak mengatakan :  "Sesungguhnya
kami (bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)."
Al-A'raaf (7):172

Meskipun manusia pada umumnya tidak merasa bahwa dirinya dahulu di alam ruh pernah mengadakan perjanjian dengan Tuhan, namun hal ini dapat dibuktikan, yaitu semua manusia dalam keadaan tertentu akan mempunyai perasaan ketuhanan dalam hatinya. Sebenarnya wajar-wajar saja bila manusia tidak ingat bahwa dulu ia pernah mengadakan perjanjian dengan Tuhannya. Jangankan peristiwa yang terjadi di alam ruh ribuan tahun yang lalu, kejadian di masa kanak-kanak saja, sudah banyak yang terlupakan. Adapun sebab utama pengingkaran manusia atas perjanjian ini, bukanlah lantaran ia lupa dengan janjinya itu, tetapi hal ini lebih disebabkan karena kuatnya pengaruh lingkungan, seperti paham materialisme, sekularisme, atau pun ateisme. Pengaruh lingkungan inilah yang sebenarnya mengakibatkan manusia terlena menghabiskan waktu-nya dalam senda gurau duniawi yang tak habis-habisnya. Rasulullah saw. bersabda, "Tidak ada bayi dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah (kodrat manusia untuk berserah diri kepada Allah). Orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani atau pun Majusi."

Mudah-mudahan dengan menghayati hal ini kita dapat terhindar dari golongan orang-orang yang lalai dengan janjinya. Apalagi Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa Ia sangat tidak menyukai orang yang berkhianat  (Al-Hajj : 38)
Sumber: Buku Bahan Renungan Kalbu Ir.Permadi Alibasyah
Gambar:www.pixabay.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar