Senin, 20 Februari 2017

DUNIA BABAK PRAKUALIFIKASI


Allah  berencana  membuat surga dan neraka, yang akan ditempati  antara  lain  oleh  manusia. Untuk  menentukan siapa yang menjadi penghuni surga dan siapa yang menempati neraka, maka Allah membuat "aturan main" yang harus ditaati, yaitu sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qur'an dan Hadits. 

Manusia yang patuh melaksanakan "aturan main" ini, dijanji-kan~Nya menjadi penghuni surga. Sebaliknya, manusia yang selalu melanggar "aturan main" ini, akan dicampakkan~Nya ke dalam neraka. Dengan demikian, hidup manusia di dunia sebenarnya adalah "babak prakualifikasi" untuk menentukan tempat tinggalnya nanti di akhirat. Dan di sana, karena kita semua telah di-beri~Nya kesempatan dan peluang yang sama pada waktu hidup di dunia, di mana pun kita ditempatkan~Nya, tidak bisa ditawar-tawar lagi. Masing-masing orang akan menghisab dirinya sendiri, dengan membaca kitab amal perbuatannya selagi hidup di dunia, yang akan digantungkan di lehernya masing-masing [ Al-Israa' (17):13-14 ].

“Maha Suci Allah  yang di tangan~Nya lah
segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup,
supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya.”

Al-Mulk (67):1-2



Sumber : Buku Bahan Renungan Kalbu Ir. Permadi Alibasyah

Gambar : dreamstime,pixabay

Senin, 06 Februari 2017

MEMELIHARA KESADARAN ( AWARENESS )


Untuk memelihara agar "kesadaran" dapat tetap tinggi, cobalah lakukan langkah-langkah berikut ini dengan konsisten :

1.       Setiap akan meninggalkan rumah, mengheningkan cipta sejenak untuk :
·         bertekad dengan segenap kesungguhan hati akan mengontrol nafsu dan akan bertindak sesuai dengan  "aturan main" Allah, baik pada jalur hablum minallah maupun pada jalur hablum minannas,
·         menyadari (mengantisipasi) bahwa sepanjang hari ini akan menghadapi ujian-ujian Allah, seperti misalnya : bergunjing, berprasangka buruk, dengki, malas shalat, atau pun diperlakukan zalim.
Ø  Jadikanlah ujian-ujian Allah sebagai peluang-peluang untuk memperoleh pahala!

2.       Setiap selesai shalat Isya, mengevaluasi  perilaku atau perbuatan yang  telah dijalani, mulai dari pagi sampai dengan sore hari. Akuilah kegagalan-kegagalan dalam mengatasi ujian Allah sepanjang hari ini, kemudian tekadkan niat bahwa besok akan tampil lebih baik lagi.
Ø  Jadikanlah hari esok sebagai kesempatan yang diberikan Allah untuk memperbaiki diri!

Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok.
Al-Hasyr (59):18

3.      Setiap minggu (minimal), sediakan waktu untuk merenung seolah-olah kematian diri  kita akan segera datang, kemudian bayangkanlah konsekuensi yang akan dihadapi di alam kubur nanti.
Ø  Ingatlah bahwa kematian itu adalah batas penentuan kualitas kita di alam abadi nanti!    
Umar bin Khatab ra. berkata, "Hitunglah dirimu sebelum dihitung dan timbanglah dirimu sebelum ditimbang!"

4.       Setiap melihat ataupun mendengar ada kematian, bayangkan-lah seolah-olah itu dialami oleh diri kita sendiri. Begitu juga pada waktu ziarah kubur, rasakanlah seolah-olah kita yang berada di dalamnya. Renungkan pula apa yang telah diperbuat dan dicapai si ahli kubur semasa hidupnya. Apakah semua itu akhirnya bermanfaat baginya? Mudah-mudahan kesadaran hal ini akan menghantarkan kita pada keyakinan bahwa ternyata sebaik-baik bekal itu adalah taqwa! Dan ternyata pula mayoritas manusia di dunia ini tertipu. Mereka terjebak mati-matian dalam mengumpulkan 'alat' (tools) untuk mengumpulkan pahala, tetapi tidak pernah menggunakan alat itu secara optimal. Mereka mengejar-ngejar sesuatu yang jelas-jelas berlari darinya, dan menghindar dari sesuatu yang nyata-nyata menghampirinya. Pupuklah terus keyakinan akan mati ini. Ingatlah,bahwa kuburan akan datang ke setiap orang dengan kecepatan 60 menit per jam, tidak peduli sekaya apa dia sekarang. Hidup adalah kesempatan, maka jadikanlah ia sebagai persiapan.

Bersabda Rasulullah saw. : "Perbanyaklah ingatan untuk mati."  ( Abi Hurairah, Rawi : Ibnu Hiban ).

Hadits Aisyah r.a.-  Katanya, ya Rasulullah, Apakah ada orang yang dikumpulkan bersama syuhada di akhirat ? Kata Nabi : "Ya ada, yaitu orang yang   selalu mengingat mati dua puluh kali dalam sehari." ( Rawi: Baihaqi ).

Hadits Ibnu Umar r.a. katanya, - Aku pernah mendatangi Nabi saw., yang ketika itu dia berada ditengah-tengah orang banyak. Ada seorang Anshar bertanya, siapakah orang yang paling mulia di sisi Allah ya Rasulullah ? Kata Nabi saw. : " Yaitu orang yang selalu mengingat mati dan menyediakan persiapan untuk itu.  Dengan itulah hilangnya kerakusan duniawi."  ( Rawi : Ibnu Abi Dunya )

Hadits diriwayatkan  oleh  Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim : "Manusia yang paling cerdik ialah yang terbanyak mengingat kematian serta yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian itu.  Mereka itulah yang benar-benar cerdik, dan mereka akan pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia serta kemuliaan akhirat."

Seorang ahli hikmah berkata, "....orang yang lupa mengingat mati tidak ubahnya bagaikan sapi. Meskipun tempat penjagalan hanya berjarak beberapa meter darinya, sapi tetap saja memakan rumputan segar dengan lahapnya. Kalau saja ia dapat berpikir bahwa gilirannya dijagal tinggal beberapa menit lagi, niscaya nafsu makannya akan hilang, dan pastilah ia berupaya untuk melarikan diri dari tempat itu ......."

Sayidina Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, "... Coba perhatikan dirimu baik-baik, tidak lama lagi kamu akan mencapai tujuan akhir semua manusia yaitu terbujur kaku di bawah lapisan tanah. Segala perbuatanmu akan diperlihatkan kepada dirimu di padang mahsyar, yaitu tempat di mana orang-orang yang telah berbuat aniaya akan merintih menyesali diri; orang yang lalai akan sangat menyesali diri dan berharap seandainya ia dapat kembali ke dunia. Namun itu  semua tiada berguna, karena kesempatan mengulang sungguh tidak akan pernah ada ....."

Di dalam kitab Zahri Riyadh disebutkan bahwa nabi Yakub bersahabat dengan malaikat maut. Suatu ketika malaikat maut datang mengunjunginya. Yakub bertanya kepadanya, "Hai  malaikat maut, engkau datang sekedar mengunjungiku atau hendak mencabut nyawaku?" Malaikat maut menjawab, "Aku hanya datang berkunjung." Lalu Yakub pun berkata, "Aku mohon engkau mau memenuhi satu permintaanku." Malaikat maut bertanya, "Apakah permintaanmu itu?" Yakub berkata, "Bila ajalku telah mendekat, tolong engkau beritahukan padaku." Malaikat maut pun berkata, "Baiklah, nanti akan aku kirimkan kepadamu dua atau tiga orang utusan."
Ketika Yakub sampai ajalnya, datanglah malaikat maut padanya. Dan sebagaimana biasanya, Yakub pun bertanya, "Apakah kamu hanya berkunjung atau hendak mencabut nyawaku?" Malaikat maut menjawab, "Kali ini aku datang untuk mencabut nyawamu!" Dengan keheranan Yakub bertanya, "Bukankah engkau telah berjanji padaku akan mengirimkan dua atau tiga utusan?" Malaikat maut pun menjawab, "Telah aku lakukan itu! Keputihan rambutmu  setelah hitam sebelumnya; kelemahan tubuhmu setelah kuat sebelumnya; dan kebongkokan tubuhmu setelah tegak sebelumnya. Tidakkah engkau sadar bahwa semua itu adalah utusanku pada anak Adam sebelum ia mati?"


Abu Hamzah Al-Khurasani (seorang sufi, wafat tahun 903) mengatakan, "Barangsiapa telah merasakan ingat kematian, maka Allah akan menjadikan ia senang mencari pahala dan benci terhadap dosa.”



Sumber : Buku Bahan Renungan Kalbu Ir.Permadi Alibasyah
Gambar :www.pixabay.com