Dari uraian terdahulu, tentu kita sekarang mengerti, bahwa
kehidupan di dunia ini haruslah dijadikan arena untuk mengumpulkan pahala.
Percuma kita punya harta melimpah atau pun kedudukan yang tinggi bila tidak
disertai dengan amal yang berbuah pahala.
Mengumpulkan pahala ini tidaklah mudah karena nafsu dan
setan akan selalu merintangi. Untungnya
Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang melengkapi kita dengan
"alat" yang dapat memudahkan pengumpulan bekal akhirat ini. Alat
yang dimaksud adalah seluruh fasilitas yang kita miliki, yaitu dapat berupa
harta benda, keluarga, pekerjaan, dan lain-lain. Fasilitas ini tentu saja tidak
datang dengan sendirinya, melainkan harus kita cari dengan gigih.
Apabila telah ditunaikan
sembahyang,
maka bertebaranlah kamu
di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Al-Jumu'ah (62):10
"Bersegeralah kamu mencari rezeki, dan
berusahalah mencari keperluan hidup, maka sesungguhnya
berpagi-pagi mencari rezeki itu adalah
berkat dan keberuntungan."
Riwayat Ibnu 'Ady
dari Aisyah
Seluruh fasilitas yang kita miliki, pada hakikatnya adalah
hanya sarana untuk kelancaran bertaqwa. Dengan demikian, semakin banyak
fasilitas yang kita miliki, maka kualitas taqwa kita pun tentunya harus semakin
lebih tinggi.
Dengan memiliki banyak uang misalnya, memudahkan kita
bersedekah, menolong orang susah, menyantuni anak yatim, membahagiakan orang
tua, melaksanakan ibadah haji, dan lain sebagainya.
Dengan memiliki rumah yang asri, taqwa dapat kita jalankan
dengan baik. Bagaimana dapat menghasilkan taqwa yang baik kalau kita tinggal
di rumah yang sumpek ?
Dengan memiliki kendaraan, maka kita tidak perlu
mengeluarkan banyak energi atau pun naik bis yang penuh sesak. Dengan demikian
badan kita tetap segar sampai di tujuan. Bagaimana dapat shalat dengan baik
kalau badan dan pikiran kita lelah?
Pekerjaan yang kita miliki, termasuk fasilitas untuk
melancarkan taqwa juga. Bila kita tidak memiliki pekerjaan atau tiba-tiba
dipecat, maka semangat hidup dapat turun, frustrasi dan depresi mental pasti
terjadi. Bagaimana dengan kondisi
seperti ini dapat diharap-kan menghasilkan taqwa yang berkualitas baik ?
Pangkat atau kedudukan yang dimiliki juga untuk mempermudah
bertaqwa. Dengan pangkat yang tinggi, maka akan memudahkan menghasilkan
kualitas taqwa yang lebih baik dibandingkan dengan pegawai rendahan.
Keluarga (suami / istri dan anak) saqinah yang dimiliki, itu
pun merupakan fasilitas untuk melaksanakan taqwa. Mereka dapat menjadi pelipur lara yang membuat hati menjadi
tenteram. Dengan hati yang tenteram tentu akan lebih mudah untuk melaksanakan
taqwa.
Bila kita sedang diserang penyakit malas ataupun merasa
jenuh, maka renungkanlah sejenak akan tujuan hidup kita di dunia yang fana ini,
lalu gunakanlah fasilitas yang kita miliki untuk mengusir kemalasan atau
kejenuhan itu.
Jadi jelaslah, fasilitas atau materi yang kita miliki
gunanya hanya untuk menunjang kelancaran pelaksanaan taqwa.
Bila kita telah menghayati hal ini, maka insya Allah kita
tidak akan silau oleh materi atau pun kedudukan. Karena sesungguhnya, semua
itu dititipkan Allah kepada kita semata-mata sebagai alat untuk meningkatkan
ketaqwaan saja.
Sumber : Buku Bahan Renungan Kalbu Ir. Permadi Alibasyah
Gambar : www.pixabay.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar